MenurutPasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Lembaran Negara Repubik Indonesia Hondius menyimpulkan bahwa para ahli hukum pada umumnya sepakat mengartikan konsumen sebagai pemakai Pengertian Food and Beverage . tujuan . 1. 2. Pengertian 5.:
Pengertian Food & Beverage Product dan Tugas Dan Tanggung Jawab Food & Beverage Departement Pengertian Food & Beverage Product Food and Beverage Product merupakan salah satu bagian di hotel yang menangani pengolahan makanan dan minuman dari bahan mentah menjadi produk siap saji mulai dari appetizer, soup, main course dan dessert bagi para tamu hotel. Perlu adanya pengetahuan dan keahlian yang kompeten sesuai dengan standar dalam mengolah produk makan dan minum, agar tamu merasa puas mencicipi produk yang ditawarkan. Seorang yang bertugas dalam departemen ini sering dikenal dengan sebutan chef / koki. Dalam pengolahan makanan dan minuman tentu saja tidak hanya handal dalam pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan, namun juga butuh adanya kedisiplinan, kerapihan, penampilan yang baik, kejujuran, tanggung jawab, kecepatan, ketepatan serta sikap profesional dalam melaksanakan tugasnya. Pada bidang tata boga ini, peserta didik tidak hanya melatih dirinya ketika pembelajaran saja, akan tetapi bisa mengajukan diri untuk melatihnya dalam program Unit Produksi, baik dalam pengolahan roti, patiseri, cake, jajanan pasar, dan produk olahan makanan lainnya. Pengertian F & B Menurut Para Ahli Dalam hal ini bisa dikatakan sebagai Restoran suatu usaha yang bersifat komersial dan menyediakan jasa pelayanan makan dan minum bagi umum dan dikelola secara profesinal. Rachman Arief, Abd 2005113 Food & Beverage merupakan bagian yang bertugas atau mengolah, memproduksi dan menyajikan makanan dan minuman untuk keperluan hotel, baik dalam kamar , restaurant , makanan karyawan dan sebagainya Soekresno dan Pendit 19984 Food & Beverage adalah sebuah bidang usaha yang merupakan bagian usaha seperti hotel yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan, karena dalam pelayanan nya menyediakan makanan dan minuman serta dalam kebutuhan lain yang terkait dari sebuah hotel atau dikelola secara komersial. Pada umumnya tata hidang dalam pelayanan di bagi dalam beberapa yaitu Restoran, merupakan suatu ruangan atau tempat di mana tamu dapat menikmati atau membeli makanan dan minuman, karena hal ini merupakan suatu seksi untuk menyiapkan makanan dan minum bagi tamu yang memerlukannya. Bar, merupakan suatu tempat secara komersil yang menyiapkan dan menjual minuman, baik yang mengandung alkohol maupun tidak Room Service, merupakan bagian yang bertugas dalam pelayanan makanan dan minuman Banquet, merupakan bagian yang melayani dan bertanggung jawab dalam penjualan makanan dan minuman khusus di luar restoran Steward, merupakan bagian yang bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan dan penyimpanan peralatan F&B departemen Food and Beverage Product F&B Product bertugas atau mengolah bahan makanan yang mentah menjadi makanan siap saji. Food and Beverage Service F&B Service bertugas melayani dalam menyajikan atau menghidangkan makanan kepada tamu Food and beverage department merupakan departemen yang sangat mutlak diperlukan di hotel dalam penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman dalam menjalankan tugasnya food and beverage department terbagi menjadi dua bagian yang saling bergantung satu sama lain dan harus saling bekerjasama. 2 dua bagian tersebut adalah 1. Food and beverage bagian depan front serviceYaitu bagian yang langsung berhubungan dengan tamu, terdiri dari bar, restoran, banquet dan room service. 2. Food and beverage bagian belakang back service Yaitu bagian yang tidak langsung berhubungan dengan tamu karena harus melalui perantara pramusaji, terdiri dari kitchen, stewarding. Tujuan departemen food and beverage menurut Soekarno dan Pendit 19985 adalah Menjual makanan dan minuman sebanyak-banyaknya dengan harga yang sesuai. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada tamu sehingga tamu merasa puas. Hal ini menyangkut mutu pelayanan mutu makanan dan minuman, sikap karyawan, dekorasi ruangan serta suasana sekitar, peralatan yang dipakai dan sanitasinya. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan untuk kesinambungan usaha. Food and beverage product mengelola makanan mulai dari makanan pembuka sampai makanan ini adalah pengertian makanan pembuka sampai makanan penutup1. Appetizer makanan pembukaAppetizer, dalam istilah bahasa Indonesia yaitu hidangan pembuka’. Sedangkan istilah Perancis menyebutnya Hors d’oeuvre starter. Appetizer merupakan hidangan pembuka sebelum hidangan utama main course yang disajikan dengan tujuan membangkitkan nafsu makan atau selera makan. Sumber lain memberikan pengertian sebagai berikut Appetizer merupakan penghantar untuk menikmati hidangan utama, sebagai hidangan pembuka untuk menimbulkan selera makan karena itu porsinya kecil dengan rasa asam, asin atau hendaknya memiliki rasa yang enak tastefull, ringan ligth, menyegarkan biasanya berasa agak asam untuk merangsang selera makan, berukuran kecil biet size, finger food, dan disajikan dengan penampilan menarik. Appetizer dapat berupa hidangan panas canape, fritters, soup atau dingin salad, Chilled Fruit Cocktail, Shrimp Cocktail, dan adakalanya berasa appetizer hendaknya disajikan dengan prima, meliputi rasa, aroma, penampilan, dan kesesuaian dengan alat saji agar dapat membangkitkan selera dan memberikan kesan bahwa hidangan yang akan disajikan setelahnya akan lebih enak lagi. Tugas Dan Tanggung Jawab Food & Beverage Departement Departemen ini memiliki tugas dan tanggung jawab tertentu, bertanggung jawab untuk mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan pelayanan makan dan minum serta penyediaan tempat atau ruangan yang akan digunakan untuk event meeting atau acara resmi yang berhubungan dengan pelayanan makan dan minum. Selain itu, Food & Baverage Departement juga memiliki tugas-tugas lainnya yang mendukung berlangsungnya operasional kerja pada departemen ini. Tugas-tugas tersebut yaitu Membersihkan dan atau memeriksa area makan/restoran sebelum pelayanan pada pelanggan berlangsung sesuai dengan prosedur Hotel. Membersihkan dan atau memeriksa fasilitas pelanggan sebelum pelayanan. Mempersiapkan area yang nyaman secara rapih untuk pelayanan termasuk penyesuaian penerangan dan musik bila perlu. Menyesuaikan dan menata meja kursi sesuai dengan persyaratan perusahaan dan atau permintaan pelanggan. Memastikan kenyamanan rancangan perabotan dan keselamatan staf dan pelanggan. Mempersiapkan dan memeriksa perlengkapan untuk pelayanan. Selalu mencari informasi tentang variasi menu dengan cara selalu mengontak staf dapur. Demikian Penjelasan Tentang Pengertian Food & Beverage Product Secara Umum dan Menurut Para Ahli. Semoga Bermanfaat dan jangan Lupa di Share Bagi yang Membutuhkan Penelusuran yang terkait dengan Tugas dan Tanggung Jawab Food and Beverage F&B tugas dan tanggung jawab food and beverage product tugas dan tanggung jawab f&b service tugas f&b supervisor hotel tugas f&b director food and beverage service department download buku food and beverage service food and beverage adalah tugas dan tanggung jawab captain waiter

Foodand Beverage DivisionPada Hotel Menurut Soekresno (2000 :15) Food and beverage Divisionadalah bagian makanan dan minuman yang bertanggung jawab atas produksi, yaitu penyajian dan penjualan makanan serta minuman didalam hotel.

- During the Covid-19 pandemic, the food and beverage industry, especially coffee consumption, increased by 44% from 2008-2019. This is also supported by the increasing number of coffee shops with the coffee to go concept, namely coffee shops that are built with simple outlets and focus on serving take away. Fore Coffee is a coffee shop with the concept of coffee to go. During the Covid-19 pandemic, several outlets of Fore Coffee were closed. Facing this circumtance Fore Coffee focused on selling through online media, including applications. However, in 2020 data shows that the performance of the Fore Coffee app has decreased. This of course had an impact on the sales of Fore Coffee. Therefore, the aim of this research is to increase consumer desire to use the Fore Coffee application. Fourteen hypotheses will be tested in this study. The data will be analyzed by using a structural equation model SEM. The samples analyzed were 145 samples. The results of this study indicate that time saving orientation and price saving orientation have a positive influence on post-usage usefulness and post-usage usefulness has an influence on attitude towards online food delivery services, and behavioral intention. Meanwhile, hedonic motivation and prior online purchase experience have no influence on behavioral intention. Managerial implications will be discussed in depth in this study. Keywords Convenience; Post-Usage Usefulness; Attitude; Behavioral Intention Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ULTIMA Management ISSN 2085-4587 164 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BEHAVIORAL INTENTION APLIKASI DELIVERY SERVICE FOOD&BEVERAGE Hayu Gathut Universitas Multimedia Nusantara hayu Purnamaningsih Purnamaningsih2 Universitas Multimedia Nusantara purnamaningsih Diterima 24 Mei 2021 Disetujui 19 Juni 2021 Abstract - During the Covid-19 pandemic, the food and beverage industry, especially coffee consumption, increased by 44% from 2008-2019. This is also supported by the increasing number of coffee shops with the coffee to go concept, namely coffee shops that are built with simple outlets and focus on serving take away. Fore Coffee is a coffee shop with the concept of coffee to go. During the Covid-19 pandemic, several outlets of Fore Coffee were closed. Facing this circumtance Fore Coffee focused on selling through online media, including applications. However, in 2020 data shows that the performance of the Fore Coffee app has decreased. This of course had an impact on the sales of Fore Coffee. Therefore, the aim of this research is to increase consumer desire to use the Fore Coffee application. Fourteen hypotheses will be tested in this study. The data will be analyzed by using a structural equation model SEM. The samples analyzed were 145 samples. The results of this study indicate that time saving orientation and price saving orientation have a positive influence on post-usage usefulness and post-usage usefulness has an influence on attitude towards online food delivery services, and behavioral intention. Meanwhile, hedonic motivation and prior online purchase experience have no influence on behavioral intention. Managerial implications will be discussed in depth in this study. Keywords Convenience; Post-Usage Usefulness; Attitude; Behavioral Intention 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan salah satu industri yang masih dapat tumbuh di masa pandemic Covid-19. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik BPS industri makanan dan minuman tumbuh sebesar pada triwulan II tahun 2020. Peningkatan ini didukung oleh beberapa komoditas yang merupakan unggulan antara lain mie, kopi dan produk olahan ikan Akbar, 2020. Khususnya untuk komoditas kopi, berdasarkan data dari International Coffee Organization ICO, diketahui bahwa konsumsi kopi di Indonesia meningkat sebesar 44% dari tahun 2008 sampai dengan 2019 Dinda, 2020. Peningkatan jumlah konsumsi kopi di Indonesia, tidak terlepas dari meningkatnya jumlah kedai kopi yang mencapai gerai di tahun 2019, dengan market value yang dihasilkan mencapai Rp triliun market Dahwilani, 2019. Salah satu jenis kedai kopi yang banyak ULTIMA Management ISSN 2085-4587 165 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 muncul di Indonesia saat ini adalah kedai kopi dengan konsep Coffee to Go yaitu konsep berjualan kopi dengan kedai yang sederhana, dan pembeli umumnya membeli kopi untuk dibawa pulang atau dikonsumsi diperjalanan Mediaindonesia, 2019. Beberapa kedai kopi Coffee to Go yang dikenal adalah Janji Jiwa, Kopi Kenangan, Tuku dan Fore Coffee. Selama masa pandemic Covid-19 dimana seluruh aktivitas kita dibatasi, hal ini tentu saja juga berdampak pada penjualan kedai kopi dengan konsep Coffee to Go. Salah satu kedai kopi yang terkena dampak adalah Fore Coffee. Selama masa pandemic Covid-19 Foree Coffee harus menutup 20 kedai kopinya Nurdiana, 2020. Guna mempertahankan bisnisnya Fore Coffee lebih mengutamakan penjualan secara online, selain menjual beberapa produk kopi kemasan satu liter dibeberapa platform marketplace, Fore Coffee juga berupaya untuk meningkatkan penjualan melalui aplikasi yang dimiliki, mengingat pembatasan di masa pandemic covid ini membuat konsumen lebih menyukai berbelanja makanan dan minuman secara online Nordiansyah, 2021. Hal ini sejalan pula dengan hasil survei dari Nielsen yang menyatakan bahwa 58% masyarakat Indonesia menyukai memesan makanan dan minuman melalui aplikasi di ponsel mereka Thomas, 2019. Strategi ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh Fore Coffee meskipun tidak mudah, mengingat beberapa pesaing dengan konsep Coffee to Go sejenis juga memiliki upaya yang sama seperti Kopi Kenangan dan Janji Jiwa Yusra, 2020. Untuk aplikasi Fore Coffee yang sudah diluncurkan sejak September 2018 sampai dengan tahun 2019 telah memiliki juta pengguna yang telah mendaftar di akun Fore Coffee Catarina, 2019. Namun berdasarkan analisis data yang diperoleh sampai dengan Agustus 2020, melalui websimiliarity pada gambar 1, terdapat penurunan jumlah downloads pada aplikasi Fore Coffee, sementara pesaing terdekat yaitu Kopi Kenangan memiliki trend jumlah pendownload yang semakin meningkat meskipun Kopi Kenangan baru membuat aplikasi sejak 16 Januari 2020. Gambar 1. App Peformance Aplikasi Fore Coffee dan Kopi Kenangan per Agustus 2020 Sumber Oleh karena itu, dengan melihat trend penurunan app performance pada aplikasi Fore Coffee, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keinginan konsumen untuk menggunakan aplikasi Fore Coffee untuk pembelian kopi. Diharapkan dengan meningkatnya jumlah pengguna aplikasi ini, dapat membantu peningkatan angka penjualan Fore Coffee di masa pandemic Covid-19. Penelitian tentang motivasi yang mendasari konsumen untuk membeli produk secara online penting dilakukan, karena dapat menjadi dasar bagi perusahaan untuk membuat strategi pemasaran. Penelitian sebelumnya telah melihat bahwa convenience Kimes, 2011, dan hedonic motivation Saarijarvi et al., 2014 menjadi salah satu alasan konsumen untuk melakukan pembelian secara online Yeo et al., 2017. Beberapa penelitian tentang ULTIMA Management ISSN 2085-4587 166 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 pemanfaatan teknologi pada food delivery service telah dilakukan, seperti penelitian dari Suhartanto et al., 2019 yang melihat pengaruh faktor e-service quality terhadap loyalitas pada aplikasi food delivery service. Sementara penelitian lain dari Lee et al., 2017 melihat bahwa ease of use dan usefulness memberi pengaruh terhadap keinginan seseorang untuk menggunakan sebuah aplikasi. Serta beberapa penelitian lain dari Chen et al., 2019 dan Hwang et al., 2019 yang juga meneliti tentang food delivery service. Namun, masih belum banyak penelitian tentang aplikasi food delivery service yang menggunakan pendekatan perluasan model dari information technology continuance yang dirancang oleh Bhattacherjee et al., 2008, yang melihat pengaruh post usage usefulness terhadap behavioral intention Yeo et al., 2017. Penelitian ini menggunakan beberapa variabel dari model information technology continuance yang merujuk pada penelitian Yeo et al. 2017 yang meliputi convenience, post-usage usefulness, attitude, dan behavioral intention untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi keinginan untuk menggunakan aplikasi. Tinjauan Pustaka Hedonic Motivation terhadap Convenience Motivation Hedonic motivation diartikan sebagai kesenangan yang didapat ketika menggunakan sebuah teknologi, dan telah terbukti memiliki peran penting dalam menentukan untuk menerima atau tidak suatu teknologi Venkatesh et al, 2012. Ketika seseorang sedang mencari produk makanan dan minuman yang diinginkan dengan memanfaatkan teknologi, mereka tidak hanya berharap mendapat kemudahan ketika mencari informasi, tetapi juga mendapatkan hiburan atau kesenengan dalam proses pencarian informasi tersebut. Menurut Chang et al., 2012 convenience motivation merupakan kemudahan yang dirasakan individu saat menggunakan sebuah teknologi. Ketika pengguna merasa menikmati dalam proses pencarian informasi produk pada sebuah teknologi, maka pengguna akan merasa bahwa aplikasi tersebut memberikan kemudahan bagi penggunanya. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Yeo et al., 2017, yang menyatakan bahwa hedonic motivations memiliki pengaruh positif terhadap convenience motivation. Hal yang sama juga ditemukan oleh Bendary & Al-Sahouly 2018 bahwa hedonc motivation memengaruhi convenience motivation secara positif. H1 Hedonic Motivation memiliki pengaruh positif terhadap Convenience Motivation. Hedonic Motivation terhadap Post-Usage Usefulness Menurut Dennis et al., 2010 usefulness merupakan persepsi individu bahwa menggunakan teknologi baru akan meningkatkan pengalaman individu terhadap sebuah teknologi. Sejalan dengan hal tersebut menurut Teo & Noyes 2011 post-usage usefulness adalah sejauh mana seorang individu akan percaya bahwa ketika menggunakan suatu teknologi akan meningkatkan produktivitasnya. Ketika seorang konsumen menggunakan sebuah aplikasi dan merasa terhibur maka aspek hedonic motivation akan muncul yaitu kesenangan yang didapatkan ketika menggunakan sebuah teknologi Venkates et al., 2012. Hal ini menggambarkan bahwa ketika menggunakan sebuah aplikasi untuk memesan makanan dan minuman, pengguna merasa bahwa aplikasi tersebut menyenangkan ketika digunakan, maka pengguna akan merasa bahwa aplikasi tersebut dapat membuat pengguna merasa lebih mudah untuk mencari makanan dan minuman yang diinginkan. Hal ini sejalan dengan temuan dari Bendary & Al-Sahouly 2018 yang menyatakan bahwa hedonic motivation memengaruhi post-usage usefulness secara positif. ULTIMA Management ISSN 2085-4587 167 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 H2 Hedonic Motivation memiliki pengaruh positif terhadap Post-Usage Usefulness. Prior Online Purchase Experience terhadap Convenience Motivation Pengalaman online sebelumnya yang dimiliki oleh pengguna cenderung memiliki tingkat ketidakpastian yang rendah terhadap keinginan membeli secara online, hal ini akan mendorong keinginan konsumen yang lebih tinggi untuk membeli produk secara online. Prior online purchase experience menurut Tong 2010 adalah pengalaman konsumen yang menggambarkan seberapa sering konsumen melakukan pembelian secara online. Pengalaman online ini dapat berupa pembelian produk makanan dan minuman dengan menggunakan sebuah aplikasi. Sedangkan online buying experience dapat diartikan sebagai seberapa sering seorang individu menggunakan internet untuk berbelanja Park & Jun, 2003. Untuk itu pengguna yang telah memiliki pengalaman sebelumnya dalam berbelanja secara online akan merasa bahwa teknologi tersebut dapat mengurangi upaya yang dilakukan untuk berbelanja makanan dan minuman melalui sebuah aplikasi. Ketika upaya yang dilakukan untuk menggunakan aplikasi tersebut tidak banyak, maka pengguna akan merasa bahwa aplikasi tersebut memberikan kemudahan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Tong 2010 dan Saade & Kira 2007 bahwa prio online experience memiliki pengaruh positif terhadap convenience motivation. H3 Prior Online Purchase Experience memiliki pengaruh positif terhadap Convenience Motivation. Prior Online Purchase Experience terhadap Post-Usage Usefulness Ketika seseorang telah memiliki pengalaman sebelumnya pada pembelian secara online dengan menggunakan sebuah teknologi, maka pengalaman tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk mengukur manfaat sebuah teknologi yang digunakan saat ini. Konsumen akan memiliki persepsi bahwa dengan menggunakan teknologi baru akan meningkatkan pengalaman individu tersebut Dennis et al., 2010. Hal ini tentu saja akan menumbuhkan persepsi manfaat dari pengguna terhadap teknologi aplikasi yang digunakan melalui post-usage usefulness yaitu keyakinan pengguna terhadap efisiensi kerja yang dapat ditingkatkan dengan menggunakan aplikasi tertentu Chang et al., 2012. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chen 2012, juga menyatakan bahwa prior online purchase experience memiliki pengaruh positif terhadap perceived usefulness. Hal yang sama juga ditemukan oleh Ramayah et al., 2013. H4 Prior Online Purchase Experience memiliki pengaruh positif terhadap Post-Usage Usefulness. Time Saving Orientation terhadap Convenience Motivation Mencari informasi produk secara online merupakan indikator terpenting dari perilaku pembelian online Bellman et al., 1999. Selain itu jumlah waktu luang yang dimiliki, dengan meningkatnya jumlah jam kerja akan membuat waktu yang tersedia semakin sedikit untuk mencari dan membeli produk secara langsung dengan mengunjungi retail. Saat ini, konsumen mencoba mencari cara baru untuk menemukan informasi dan membeli barang, dengan lebih cepat dan nyaman. Di masa lalu konsumen lebih menyukai membeli produk dengan datang langsung ke toko fisik, sekarang sekarang lebih banyak memanfaatkan internet untuk menemukan informasi terkait produk yang diinginkan. Kim et al., 2015 mendefininisikan time saving sebagai penghematan waktu yang didapatkan ketika melakukan pembelian, mengunjungi toko atau berbelanja secara online. ULTIMA Management ISSN 2085-4587 168 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 Teo & Noyes 2011 mendefinisikan convenience motivation sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan teknologi tertentu akan terbebas dari upaya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yeo et al., 2017, bahwa time saving orientation memiliki pengaruh positif terhadap convenience motivation. Hal ini menggambarkan bahwa jika suatu teknologi dapat menghemat waktu untuk bertransaksi, maka konsumen akan melihat bahwa teknologi tersebut dapat mengurangi upaya lebih dari penggunanya. Dalam penelitiannya Mohamed et al., 2014 juga menemukan hal serupa bahwa time saving orientation memengaruhi convenience motivation secara positif. Hasil tersebut juga sejalan dengan penelitian dari Hossain et al., 2019 yang menyatakan bahwa time saving orientation memiliki pengaruh positif terhadap convenience motivation. H5 Time Saving Orientation memiliki pengaruh positif terhadap Convenience Motivation. Time Saving Orientation terhadap Post-Usage Usefulness Ketika seseorang merasa dengan menggunakan sebuah teknologi seperti aplikasi untuk berbelanja dapat menghemat waktu yang dibutuhkan, maka konsumen merasa bahwa teknologi tersebut dapat memberikan manfaat bagi dirinya. Mengingat untuk saat ini lebih banyak konsumen yang tidak memiliki banyak waktu ketika berbelanja sehingga mereka lebih menginginkan hal yang sifatnya praktis dan cepat. Hal ini sejalan dengan temuan dari Yeo et al., 2017, yang menyatakan bahwa time saving orientation memiliki pengaruh positif terhadap post-usage usefulness, yang diperkuat pula dengan temuan dari Hossain et al., 2019 yang juga menyatakan hal yang sama. Time saving merupakan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pembelian, mengunjungi toko atau berbelanja secara online Kim et al., 2015. Sedangkan post-usage usefulness sebagai keyakinan pengguna bahwa efisiensi kerja dapat diantisipasi dan ditingkatkan dengan sistem aplikasi tertentu Chang et al., 2012. H6 Time Saving Orientation memiliki pengaruh positif terhadap Post-Usage Usefulness. Price Saving Orientation terhadap Convenience Motivation Lee et al., 2019 mendefinisikan price saving orientation sebagai manfaat yang dirasakan pengguna aplikasi terhadap biaya yang dikeluarkan ketika menggunakan sebuah aplikasi. Ketika pengguna aplikasi merasa bahwa teknologi yang digunakan dapat mengurangi besarnya pengeluaran ketika membeli sebuah produk, maka konsumen merasa bahwa teknologi tersebut memberikan kemudahan. Kemudahan yang dirasakan penggunanya ini termasuk dalam convenience motivation Chang et al., 2012. Hal ini sejalan dengan temuan dari Mohamed et al., 2014 bahwa price saving orientation memengaruhi convenience motivation secara positif dan Novita & Husna 2020 yang menemukan hal yang sama. H7 Price Saving Orientation memiliki pengaruh positif terhadap Convenience Motivation. Price Saving Orientation terhadap Post-Usage Usefulness Ketika seseorang menggunakan sebuah aplikasi dalam membeli suatu produk, dan melalui aplikasi tersebut konsumen memperoleh beberapa penawaran menarik seperti harga produk yang lebih rendah karena adanya program sales promotion, atau biaya pengiriman yang lebih murah maka konsumen merasa bahwa aplikasi tersebut dapat mendukung price saving orientation, yaitu manfaat yang dirasakan dari penggunaan aplikasi terhadap dampak finansial yang harus dikeluarkan ketika menggunakan aplikasi Lee et al., 2019. Ketika konsumen merasa bahwa aplikasi tersebut memberikan keuntungan dari sisi penghematan biaya ULTIMA Management ISSN 2085-4587 169 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 pembelian, maka konsumen merasa bahwa aplikasi tersebut memberikan manfaat. Penelitian dari Mohamed et al., 2014 mendukung pernyataan tersebut bahwa price saving orientation memengaruhi post-usage usefulness secara positif. Temuan lain yaitu dari penelitian Wei et al., 2018, menyatakan hal yang sama bahwa price saving orientation memilki pengaruh positif terhadap post-usage usefulness. H8 Price Saving Orientation memiliki pengaruh positif terhadap Post-Usage Usefulness. Convenience Motivation terhadap Post-Usage Usefulness Rodrigues et al., 2016 menyatakan bahwa convenience motivation memiliki pengaruh positif terhadap post-usage usefulness. Hal ini menggambarkan bahwa ketika seorang konsumen merasakan kemudahan ketika menggunakan sebuah aplikasi, seperti kemudahan dalam memesan, memilih produk maupun pembayaran maka konsumen merasa bahwa teknologi yang digunakan dapat memberikan manfaat. Hal ini diperkuat pula dengan temuan dari Xu et al., 2012, yang menyatakan bahwa convenience motivation memilki pengaruh positif terhadap post-usage usefulness. Menurut Chang et al., 2012 post-usage usefulness merupakan persepsi pengguna terkait efisiensi kerja yang dapat ditingkatkan dengan menggunakan sistem aplikasi tertentu. H9 Convenience Motivaiton memiliki pengaruh positif terhadap Post-Usage Usefulness. Convenience Motivation terhadap Attitude Towards Online Food Delivery Services Hasil penelitian yang dilakukan oleh Nedra et al., 2019 menunjukan bahwa convenienve motivation memiliki pengaruh positif terhadap attitude. Hal yang sama juga disampaikan oleh Kim 2016 yang menyatakan bahwa convenienve motivation memiliki pengaruh positif terhadap attitude. Hal ini menggambarkan bahwa ketika konsumen merasa bahwa menggunakan sebuah teknologi aplikasi dapat memberikan kemudahan dalam melakukan pembelian secara online, maka pada persepsi konsumen akan terbentuk sikap yang positif terhadap aplikasi tersebut. Sikap positif yang muncul pada konsumen seperti rasa suka ketika menggunakan aplikasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Park&Kim 2013, attiude adalah perasaan positif atau negatif konsumen terhadap situs web atau aplikasi untuk melakukan pemesanan. H10 Convenience Motivation memiliki pengaruh positif terhadap Attitude Towards Online Food Delivery Services Convenience Motivation terhadap Behavioral Intention Chang et al., 2012 mendefinisikan convenience motivation sebagai tingkat kemudahan yang dirasakan individu saat menggunakan sebuah sistem. Teo & Noyes 2011 mendefinisikan convenience motivation sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan teknologi tertentu akan terbebas dari upaya. Sedangkan behavioral Intention merupakan keinginan individu dalam menggunakan teknologi Li & Cai 2012, sedangkan menurut Venkatesh, 2003 behavioral intention adalah keinginan menggunakan sebuah teknologi dimasa yang akan datang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Yeo et al., 2017, bahwa convenience memiliki pengaruh positif terhadap behavioral intention. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sun & Zhang 2006 dan Fagan et al., 2008 convenience motivation juga memiliki pengaruh positif terhadap behavioral intention. Hal ini menggambarkan bahwa kemudahan yang dirasakan ketika menggunakan sebuah aplikasi dapat mendorong keinginan seseorang untuk menggunakan aplikasi tersebut dalam jangka panjang. ULTIMA Management ISSN 2085-4587 170 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 H11 Convenience Motivation memiliki pengaruh positif terhadap Behavioral Intention Post-Usage Usefulness terhadap Attitude Towards Online Food Delivery Services Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kim & Forsythe 2010 perceived usefulness memiliki pengaruh positif terhadap attitude. Hasil penelitian tersebut dapat menggambarkan bahwa ketika konsumen merasakan manfaat dalam menggunakan sebuah aplikasi, seperti dapat menghemat waktu dalam proses pencarian produk, kemudahan dalam mendapatkan informasi tentang produk baru, maupun kemudahan dalam hal pembayaran. Maka pada diri konsumen akan terbentuk sikap positif terkait dengan aplikasi tersebut. Hal ini seperti juga temuan dari Liu & Li 2011 yang menyatakan bahwa perceived use fulness memiliki pengaruh positif terhadap attitude. Temuan serupa juga dibuktikan oleh penelitian dari Yeo et al., 2017. H12 Post-Usage Usefulness memiliki pengaruh positif terhadap Attitude Towards Online Food Delivery Services. Post-Usage Usefulness terhadap Behavioral Intention Li & Huang 2009 menyatakan bahwa post-usage usefulness memiliki pengaruh positif terhadap behavioral intention. Hal yang sama juga ditemukan oleh Purnamaningsih et al., 2019 yang menyatakan bahwa post-usage usefulness memiliki pengaruh positif terhadap behavioral intention pada pengguna aplikasi. Konsumen yang merasakan sebuah manfaat dari penggunaan sebuah aplikasi dalam mempermudah proses pembelian barang maupun pembayaran, maka kemudahan yang dirasakan tersebut dapat mendorong keinginan konsumen untuk menggunakan aplikasi tersebut. Ernst et al., 2013 juga menyatakan hal yang sama bahwa post-usage usefulness memiliki pengaruh positif terhadap behavioral intention. Menurut Li & Cai 2012 behavioral intention merupakan perilaku individu yang direncanakan dimasa depan, hal ini didukung pula oleh penelitian Venkatesh 2003 yang menyatakan bahwa behavioral intention adalah keinginan menggunakan sebuah teknologi dimasa yang akan datang. Meskipun Venkatesh 2012 pada penelitian selanjutnya menyatakan bahwa behavioral intention adalah keinginan untuk menggunakan kembali teknologi dalam jangka panjang. Namun pada penelitian ini merujuk pada Venkatesh 2003, yang didukung pula oleh Partridge et al., 2020 yang menyatakan bahwa behavioral intention mendorong keinginan konsumen untuk melakukan pemesanan makanan melalui sebuah aplikasi. Sedangkan menurut Teo & Noyes 2011 post-usage usefulness merupakan keyakinan dari seorang individu bahwa teknologi akan mempermudah aktivitasnya. H13 Post-Usage Usefulness memiliki pengaruh positif terhadap Behavioral Intention Attitude Towards Online Food Delivery Services terhadap Behavioral Intention Attitude towards online food delivery services merupakan evaluasi positif atau negatif konsumen terhadap sebuah teknologi aplikasi yang dapat mempermudah pemesanan makanan atau minuman secara online. Pengertian tersebut merujuk pada penelitian Park & Kim, 2013 dan Partridge et al., 2020. Sedangkan menurut Li&Cai, 2012 dan Venkatesh, 2003 behavioral intention adalah perilaku individu dalam memanfaatkan teknologi dimasa yang akan datang. Hal ini akan mendorong rencana individu untuk menggunakan teknologi aplikasi ketika melakukan pemesanan makanan atau minuman yang akan dilakukan dimasa yang akan datang Partridge et al 2020. Ketika konsumen memiliki pengalaman positif terhadap sebuah teknologi aplikasi, maka akan muncul sikap positif terhadap aplikasi tersebut. Sikap positif tersebut seperti rasa suka atau senang ketika menggunakan aplikasi. Rasa suka tersebut, ahirnya akan mendorong keinginan konsumen untuk menggunakan aplikasi tersebut untuk melakukan pembelian. Hal ULTIMA Management ISSN 2085-4587 171 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 ini diperkuat dengan temuan dari Liu & Li 2011 dan Lee et al., 2006 yang menyatakan bahwa attitude memiliki pengaruh positif terhadap behavioral intention. H14 Attitude Towards Online Food Delivery Services memiliki pengaruh positif terhadap Behavioral Intention Model Penelitian Pada penelitian ini, model penelitian yang digunakan merujuk pada peneltian Yeo et al., 2017 dengan delapan variabel seperti pada gambar 2 Gambar 2. Model Penelitian 2. METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian dan Sampel Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang ingin melihat gambaran secara umum dari pasar Hair et al., 2010. Metode survei digunakan pada penelitian ini dengan menyebarkan kuesioner secara online. Pemilihan online kuesioner dirasa lebih sesuai mengingat dimasa pandemic Covid-19 diberlakukan pembatasan interkasi fisik secara langsung, sehingga untuk menjangkau responden dapat dilakukan secara online. Jumlah sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini ditentukan dengan banyaknya indikator pertanyaan yang digunakan pada penelitian ini dikali dengan 5 Hair et al., 2010. Indikator yang digunakan sebanyak 29 indikator pertanyaan, sehingga minimum responden yang dibutuhkan adalah 145 responden. Keseluruhan data yang diperoleh adalah 338 responden, namun hanya 145 responden yang memenuhi kriteria atau lolos screening sebagai responden. Adapun kriteria responden dalam penelitian ini adalah orang yang pernah membeli Fore Coffee secara langsung di retail, mengetahui dan pernah mengakses aplikasi Fore Coffee tetapi belum pernah membeli kopi melalui aplikasi Fore Coffee. Teknik pengambilan sampel yang digunakan non-probability sampling dengan teknik judgemental sampling, karena sampel yang dipilih berdasarkan kriteria yang mendalam terkait objek penelitian yaitu aplikasi Fore Coffee Pengukuran dan Pengumpulan Data Pada penelitian ini menggunakan delapan variabel, yang diukur oleh beberapa indikator yang merujuk pada beberapa penelitian sebelumnya seperti ditunjukan pada tabel ULTIMA Management ISSN 2085-4587 172 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 Tabel 1. Konstruk Variabel Yeo et al., 2017 dan Wang & Gutierrez 2019 Prior online purchase experience Yeo et al., 2017, Ling et al., 2010 Yeo et al., 2017 dan Kim et al., 2015 Price Saving Orientations Lee et al., 2019 & Chang et al., 2009. Kim et al., 2010, Roh & Park 2019 and Driediger & Bhatiasevi 2019 Attitude Towards Online Food Delivery Services Behavioral Intention Towards Online Food Delivery Services Escobar-RodrĂ­guez & Carvajal-Trujillo 2013 dan Yeo et al., 2017. Setiap indikator pertanyaan pada tabel diukur dengan menggunakan skala likert 1-7, dengan angka 1 mewakili sangat tidak setuju dan angka 7 mewakili sangat setuju. Penggunaan skala likert 1 sampai dengan 7 karena peneliti menganggap bahwa responden memiliki pengetahuan yang baik terhadap objek penelitian Analisis Data Pada penelitian ini analisis data menggunakan metode structural equation model SEM, dengan melihat analisis measurement model untuk melihat validitas dan reliablitas data, dan dilanjutkan structural model untuk melihat pengaruh antar variabel Hair et al., 2010. Penelitian ini menggunakan analisis structural equation model karena ingin melihat pengaruh antar variabel secara simultan. 3. HASIL PENELITIAN DAN DISKUSI Statistik Deskriptif Pada penelitian ini seperti ditunjukan pada tabel 2 dari 145 responden mayoritas responden adalah pria 84%, dengan usia antara 18-25 tahun 93%, dengan profesi adalah mahasiswa 92%. Table 2. Profil Responden Sumber Data analisis 2020 ULTIMA Management ISSN 2085-4587 173 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil uji validitas dan reliabilitas pada tabel 3 menunjukan bahwa seluruh indikator dinyatakan valid karena memiliki factor loading untuk setiap indikator diatas dengan T-Value diatas Hair et al., 2010, selain itu hasil uji reliabilitas setiap indikator dinyatakan reliable dengan nila CR diatas dan VE diatas Hair et al., 2010 Tabel 3. Validitas dan Reliabilitas Standardized Factor Loading ≄ Construct Reliability CR Average Variance Extract AVE Prior Online Purchase Experience Attitude Towards Online Food Delivery Services Sumber Data analisis 2020 Uji Hipotesis dan Model Fit Pada tabel 4 menunjukan bahwa hasil uji kecocokan model menunjukan bahwa keseluruhan index dari Goodness of Fit yaitu RMSEA, CFI dan PNFI masuk dalam kategori acceptable fit yang menunjukan terdapat kesesuaian data dengan model penelitian Tabel 4. Kecocokan Model Goodness of Fit Batas nilai Goodness Of Fit ULTIMA Management ISSN 2085-4587 174 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 Sumber Data analisis 2020 Untuk hasil uji hipotesis pada tabel 5 menunjukan bahwa H1-H4 data tidak mendukung hipotesis karena memiliki nilai t-value dibawah yang menunjukan bahwa hedonic motivation dan prior online purchase experience tidak memiliki pengaruh terhadap convenience motivation dan post usage usefulness. Sedangkan H5 dan H6 memiliki nilai t-value diatas yang menunjukan bahwa time saving orientation memiliki pengaruh positif terhadap convenience motivation dan post usage usefulness. Pada penelitian ini price saving orientation tidak memiliki pengaruh positif terhadap convenience motivation H7 karena memiliki nilai t-value dibawah namun berpengaruh positif terhadap post-usage usefulness H8. Sedangkan untuk convenience motivation tidak memiliki pengaruh positif terhadap post usage usefulness H9, attitude H10 dan behavioral intention H11 karena memiliki nilai t-value dibawah Sedangkan post usage usefulness terbukti memiliki pengaruh terhadap attitude H12 dan attitude memiliki pengaruh terhadap behavioral intention H14 dengan nilai t-value diatas Sedangkan post-usage usefulness tidak memiliki pengaruh positif terhadap behavioral intention H13 dengan nilai t-value dibawah yang menyatakan bahwa data tidak mendukung hipotesis. Table 5. Uji Hipotesis H1 Hedonic Motivation memiliki pengaruh positif terhadap Convenience Motivation. H2 Hedonic Motivation memiliki pengaruh positif terhadap Post-Usage Usefulness. H3 Prior Online Purchase Experience memiliki pengaruh positif terhadap Convenience Motivation. H4 Prior Online Purchase Experience memiliki pengaruh positif terhadap Post-Usage Usefulness. H5 Time Saving Orientation memiliki pengaruh positif terhadap Convenience Motivation. H6 Time Saving Orientation memiliki pengaruh positif terhadap Post-Usage Usefulness. H7 Price Saving Orientation memiliki pengaruh positif terhadap Convenience Motivation. H8 Price Saving Orientation memiliki pengaruh positif terhadap Post-Usage Usefulness. H9 Convenience Motivaiton memiliki pengaruh positif terhadap Post-Usage Usefulness. H10 Convenience Motivation memiliki pengaruh positif terhadap Attitude. H11 Convenience Motivation memiliki pengaruh positif terhadap Behavioral Intention H12 Post-Usage Usefulness memiliki pengaruh positif terhadap Attitude H13 Post-Usage Usefulness memiliki pengaruh positif terhadap Behavioral Intention H14 Attitude memiliki pengaruh positif terhadap Behavioral Intention Sumber Data analisis 2020 ULTIMA Management ISSN 2085-4587 175 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 Gambar 3. Output Structural Model 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan keinginan konsumen dalam menggunakan aplikasi Fore Coffee ketika melakukan pembelian minuman kopi. Dari hasil analisis data menunjukan bahwa time saving orientation memiliki pengaruh positif terhadap post usage usefulness. Hal ini seperti halnya dinyatakan oleh Kimes 2011 bahwa konsumen memilih untuk menggunakan jasa layanan online delivery karena melihat beberapa manfaat yang dirasakan seperti lebih mudah ketika memesan dan melakukan pembayaran, sehingga tidak membutuhkan banyak waktu untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Mengingat produk minuman kopi merupakan produk low involvement sehingga tidak dibutuhkan upaya dan proses pencarian informasi yang lebih banyak. Sehingga hal utama yang ingin didapatkan konsumen dari sebuah layanan aplikasi pemesanan minuman adalah kemudahan sehingga tidak membuang waktu konsumen. Temuan ini sejalan dengan temuan dari Hossain et al., 2019 yang menyatkan bahwa time saving orientation memiliki pengaruh positif terhadap perceived usefulness. Wei et al., 2018 dan Yeo et al., 2017 dalam penelitiannya juga menemukan hal yang sama bahwa ketika sebuah teknologi yang digunakan dapat menghemat waktu, maka pengguna akan merasa bahwa teknologi tersebut memiliki manfaat pada aktivitas sehari-hari. Selain time saving orientation terdapat variabel lain yang memiliki pengaruh terhadap manfaat yang dirasakan konsumen ketika membeli minuman kopi menggunakan aplikasi yaitu price saving orientation. Pada price saving orientation konsumen melihat bahwa tawaran sales promotion melalui aplikasi menjadi sebuah daya tarik tersendiri. Hal ini menurut Madan & Suri, 2001 menyatakan bahwa potongan harga yang diberikan dapat meningkatkan value dari suatu produk dimata konsumen. Mengingat value yang dirasakan konsumen akan semakin tinggi jika pengorbanan yang harus dikeluarkan semakin kecil. Meskipun minuman kopi merupakan produk low involment, pada dasarnya konsumen menginginkan mendapatkan produk yang dapat memberikan manfaat yang maksimum. Oleh karena itu, pada penelitian ini price saving orientation memiliki pengaruh positif terhadap manfaat yang dirasakan oleh ULTIMA Management ISSN 2085-4587 176 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 konsumen ketika menggunakan aplikasi atau post usage usefulness. Temuan ini diperkuat oleh hasil penelitian dari Mohamed et al., 2014 dan Wei et al., 2018 yang menyatakan bahwa price saving orientation memiliki pengaruh positif terhadap perceived usefulness. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa time saving orientation juga memiliki pengaruh positif terhadap convenience motivation. Temuan ini sejalan dengan penelitian dari Hossain et al., 2019, bahwa time saving orientation memiliki pengaruh positif terhadap perceived ease of use. Hal ini menggambarkan bahwa ketika sebuah aplikasi menawarkan kemudahan dalam pemesanan minuman kopi, sehingga tidak membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan minuman tersebut seperti harus menggunjungi langsung restoran dan menunggu proses pembuatan minuman, maka konsumen akan merasa bahwa aplikasi tersebut dapat memberikan kemudahan dalam mendukung aktivitas sehari-hari. Meskipun time saving orientation pada penelitian ini memiliki pengaruh positif terhadap convenience motivation, namun hasil yang berbeda ditunjukan pada variabel price saving orientation. Pada penelitian ini price saving orientation tidak memiliki pengaruh terhadap convenience motivation seperti pada temuan Prabowo & Nugroho 2019. Penawaran harga minuman kopi yang lebih murah tentu saja tidak menggambarkan kemudahan yang dirasakan ketika membeli sebuah kopi melalui sebuah aplikasi. Mengingat kemudahan mengakses sebuah aplikasi ditentukan oleh fitur-fitur pada aplikasi tersebut. Hasil analisis data pada penelitian ini juga menunjukan bahwa convenience motivation tidak memiliki pengaruh terhadap attitude towards online food delivery services. Hal ini karena konsumen merasa bahwa kemudahan dalam menggunakan aplikasi pemesanan kopi tidak serta merta membentuk sikap positif terhadap aplikasi tersebut, mengingat mayoritas responden pada penelitian ini adalah generasi muda yang sangat dekat dengan teknologi, sehingga sikap positif terhadap sebuah teknologi akan terbentuk bukan karena faktor kemudahan dalam menggunakan teknologi tetapi lebih pada faktor manfaat yang dirasakan ketika menggunakan sebuah teknologi. Temuan ini didukung pula oleh Lee et al., 2005 yang menyatakan bahwa convenience motivation tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap attitude toward online food delivery. Masih terkait dengan convenience motivation hasil analisis data pada penelitian ini menunjukan bahwa convenience motivation tidak memiliki pengaruh terhadap post usage usefulness. Liu & Li 2011 pada penelitianya juga menemukan bahwa convenience motivation tidak memiliki pengaruh terhadap post-usage usefulness. Kondisi ini terjadi ketika pengguna tidak hanya mengejar kemudahan dalam menggunakan sebuah aplikasi untuk mendapatkan manfaat yang diinginkan, tetapi pada penawaran potongan harga yang diberikan sehingga menarik konsumen untuk menggunakan aplikasi pemesanan kopi tersebut. Selain itu, pada penelitian ini juga menyatakan bahwa convenience motivation tidak memiliki pengaruh terhadap behavioral intention. Temuan dari Bashir & Madhavaiah 2015 mendukung hasil penelitian ini, bahwa convenience motivation tidak memiliki pengaruh terhadap behavioral intention towards online food delivery. Mengingat responden pada penelitian ini mayoritas adalah generasi muda yang sudah terbiasa menggunakan sebuah teknologi, maka faktor kemudahan dalam menggunakan aplikasi bukan hal utama yang mendorong mereka untuk menggunakan sebuah aplikasi. Untuk variabel post usage usefulness, dari hasil analisis data menunjukan pengaruh positif terhadap attitude towards online food delivery services. Yeo et al., 2017 pada penelitiannya juga menunjukan hasil yang sama, hal ini menggambarkan bahwa manfaat yang dirasakan konsumen ketika menggunakan sebuah aplikasi pemesanan minuman kopi dapat membentuk sikap positif konsumen terhadap aplikasi tersebut. Ketika konsumen merasa bahwa dengan menggunakan aplikasi tersebut tidak membuang waktu dalam memesan minuman kopi, ataupun tawaran harga yang lebih murah ketika memesan melalui aplikasi akan membuat ULTIMA Management ISSN 2085-4587 177 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 konsumen merasa bahwa menggunakan aplikasi tersebut merupakan sebuah keputusan yang tepat. Meskipun pada penelitian ini post usage usefulness tidak memiliki pengaruh terhadap behavioral intention. Bashir & Madhavaiah 2015 juga menyatakan bahwa manfaat yang dirasakan konsumen dari sebuah aplikasi tidak serta merta mendorong mereka untuk menggunakan aplikasi tersebut, tetapi harus di dukung oleh sikap positif terhadap aplikasi tersebut sehingga mendorong keinginan konsumen untuk menggunakan aplikasi untuk memesan minuman kopi. Sikap positif dari seorang konsumen terhadap aplikasi pemesanan minuman kopi memiliki pengaruh terhadap behavioral intention. Liu & Li 2011 dan Lee et al., 2006 pada penelitiannya juga menemukan hal yang sama. Ketika seorang konsumen lebih menyukai menggunakan aplikasi ketika memesan minuman kopi dari pada harus datang ke retail terdekat, maka akan mendorong keinginan konsumen untuk menggunakan aplikasi tersebut. Pada penelitian ini menunjukan pula bahwa prior online purchase experience tidak menunjukan pengaruh positif terhadap convenience motivation dan post-usage usefulness. Hasil penelitian ini sejalan dengan Aziz & Wahid 2018 yang menemukan hal yang sama bahwa prior online purchase experience tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap convenience motivation. Selain itu penelitian dari Yeo et al., 2017 juga menunjukan bahwa prior online purchase experience tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap post-usage usefulness. Hal ini terjadi karena konsumen tidak merasakan manfaat dari aplikasi tersebut melalui frekuensi atau pengalaman pembelian konsumen secara online sebelumnya, karena setiap aplikasi memiliki fitur yang berbeda-beda yang menuntut pengalaman yang berbeda, sehingga hal ini tidak dapat mendorong konsumen untuk menggunakan sebuah aplikasi. Hedonic motivation tidak memiliki pengaruh terhadap convenience motivation dan post-usage usefulness. Hubert et al., 2017 pada penelitiannya menyatakan bahwa hedonic motivation tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap convenience motivation dan usefulness. Pada aplikasi pemesanan minuman kopi, aspek yang bersifat kesenangan atau hiburan tidak terlalu banyak muncul, sehingga ketika mengakses aplikasi tersebut pengguna tidak merasakan sisi emosional yang terbangun, pengguna lebih menutamakan aspek utilitarian yaitu fungsi utama dari aplikasi tersebut. Sehingga hal ini menjelaskan mengapa pada penelitian ini hedonic motivation tidak memiliki pengaruh terhadap persepsi konsumen terhadap manfaat dan kemudahan dalam menggunakan aplikasi tersebut. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa time saving orientation dan price saving orientation memiliki pengaruh positif terhadap post usage usefulness dan attitude, yang kemudian dalam jangka panjang akan mempengaruhi behavioral intention. Hal ini menunjukan bahwa konsumen akan merasakan manfaat dari sebuah aplikasi jika aplikasi tersebut mampu menghemat waktu ketika melakukan pemesanan. Khususnya untuk pemesanan minuman kopi, konsumen dapat merasakan bahwa melalui aplikasi yang ada membuat konsumen lebih mudah dan lebih cepat dalam memilih dan memesan minuman kopi yang diinginkannya daripada harus menghabiskan waktu lebih lama dengan datang langsung ke retail terdekat. Selain itu, hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa jika pemesanan yang dilakukan melalui aplikasi menawarkan paket potongan harga, hal ini akan membuat konsumen lebih memilih untuk membeli melalui aplikasi karena lebih menguntungkan dari sisi biaya yang harus dikeluarkan. Ketika biaya yang dikeluarkan semakin kecil maka konsumen akan merasakan manfaat yang lebih besar ketika memesan melalui aplikasi. Dari keseluruhan manfaat yang terbentuk dibenak konsumen terhadap aplikasi, maka akan membentuk sikap positif konsumen terhadap aplikasi tersebut. Hal ini tentu saja sangat diharapkan oleh pemilik aplikasi, karena sikap positif tersebut akan mendorong keinginan konsumen untuk menggunakan aplikasi tersebut. ULTIMA Management ISSN 2085-4587 178 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 Implikasi Manajerial Pada penelitian ini menunjukan bahwa untuk meningkatkan persepsi manfaat post-usage usefulness dari sebuah aplikasi, dapat dilakukan dengan meningkatkan value melalui time saving orientation, ketika menggunakan aplikasi tersebut. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian dari Hossain et al., 2019. Hal ini menunjukan bahwa dengan menggunakan aplikasi Fore Coffee akan menghemat waktu yang dibutuhkan oleh konsumen dalam melakukan pemesanan minuman kopi. Untuk menciptakan persepsi tersebut dibenak konsumen, tentu harus didukung dengan layanan yang terstandarisasi sehingga waktu pemesanan untuk kopi tidak melebihi estimasi waktu yang diperkirkan pada aplikasi. Selain itu aplikasi Fore Coffee dapat pula menambah user interface dengan tipe pesanan pickup order agar dapat memberikan kepastian dari sisi waktu kapan pesanan kopi selesai dan dapat diambil oleh konsumen. Selain time saving orientation terdapat variabel lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan persepi manfaat post-usage usefulness yaitu price saving orientation. Hal ini sejalan dengan temuan dari Wei et al., 2018. Dari hasil analisis data tersebut membuktikan bahwa konsumen dapat lebih menghemat biaya ketika menggunakan aplikasi Fore Coffee dalam memesan kopi. Untuk meningkatkan hal tersebut Fore Coffee dalam periode tertentu dapat menawarkan beberapa promo untuk produk-produk tertentu seperti program paket minuman, terutama ketika penjualan dalam posisi kurang baik. Promo ini hanya dapat diakses melalui aplikasi saja, sehingga hal ini dapat memungkinkan untuk menarik pengguna aplikasi lebih banyak lagi karena promo tersebut hanya dapat diakses melalui aplikasi. Diharapkan dengan metode ini dapat mendorong angka penjualan dalam jangka pendek. Pada penelitian ini juga diperoleh hasil bahwa, post-usage usefulness memiliki pengaruh positif terhadap attitude hal ini sejalan dengan penelitian dari Yeo et al., 2017. Untuk meningkatkan sikap positif pengguna terhadap aplikasi Fore Coffee, dapat dilakukan dengan meningkatkan persepsi manfaat di benak konsumen dalam memesan minuman kopi melalui aplikasi. Perusahaan dapat memberikan edukasi pada calon pengguna tentang manfaat yang dapat dirasakan konsumen jika memesan kopi Fore Coffee melalui aplikasi. Proses edukasi ini dapat dilakukan melalui kegiatan promosi seperti pemanfaatan media digital yaitu social media. Hasil dari penelitian ini juga menunjukan bahwa sikap positif yang muncul dibenak konsumen dapat mendorong keinginan konsumen untuk menggunakan aplikasi Fore Coffee ketika akan memesan kopi. Temuan ini sejalan dengan temuan dari Liu & Li 2011 yang menyatakan bahwa attitude memiliki pengaruh positif behavioral intention. Untuk itu guna meningkatkan keinginan seseorang untuk menggunakan aplikasi Fore Coffee dapat ditingkatkan melalui sikap positif konsumen, dengan cara melakukan edukasi di social media bahwa memesan kopi melalui aplikasi Fore Coffee di masa pandemic ini merupakan keputusan yang benar, mengingat prioritas kesehatan adalah hal utama dan upaya untuk menghindari interaksi secara fisik. Sehingga diharapkan jumlah orang yang menggunakan aplikasi ini untuk memesan kopi menjadi lebih banyak Keterbatasan Penelitian Responden pada penelitian ini merujuk pada orang-orang yang telah mengakses aplikasi Fore Coffee namun belum pernah bertransaksi dengan menggunakan aplikasi tersebut ketika memesan kopi. Sedangkan penelitian ini ingin melihat faktor faktor yang mempengaruhi keinginan seseorang untuk menggunakan sebuah aplikasi. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik maka penelitian selanjutnya akan lebih baik jika responden adalah orang-orang yang telah mengakses dan bertransaksi dengan menggunakan aplikasi Fore Coffee ketika memesan minuman kopi. Sehingga diperoleh gambaran penelitian yang lebih baik. ULTIMA Management ISSN 2085-4587 179 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 5. REFERENSI Akbar, Caesar 2020, Agustus 11, Kemenprin Proyeksi Industri Makanan Tumbuh 3 Persen Akhir 2020 Retrieved Januari 2021. From Abd Aziz, N. N., & Abd Wahid, N. 2018. Factors influencing online purchase intention among university students. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences, 87. Doi Bashir, I., & Madhavaiah, C. 2015. Consumer attitude and behavioural intention towards Internet banking adoption in India. Journal of Indian Business Research. Doi Bhattacherjee, A., Perols, J., Sanford, C., 2008b. Information technology Continuance a theoretical extension and empirical test. J. Comput. Inf. Syst. 49 1, 17–26. Bellman, S., Lohse, G. L., & Johnson, E. J. 1999. Predictors of online buying behavior. Communications of the ACM, 4212, 32-38. doi Bendary, N., & Al-Sahouly, I. 2018. Exploring the extension of unified theory of acceptance and use of technology, UTAUT2, factors effect on perceived usefulness and ease of use on mobile commerce in Egypt. Journal of Business and Retail Management Research, 122. Catarina, Elsa 2019, November 11, Fore Coffee Genjot Penjualan Lewat Aplikasi dan Gandeng Airy. Retrived Januari 2021. From Chang, C. C., Yan, C. F., & Tseng, J. S. 2012. Perceived convenience in an extended technology acceptance model Mobile technology and English learning for college students. Australasian Journal of Educational Technology, 285. Chen, Y. Y. 2012. Why do consumers go internet shopping again? Understanding the antecedents of repurchase intention. Journal of Organizational Computing and Electronic Commerce, 221, 38-63. Doi Chen, M., Hu, M., & Wang, J. 2019. Food delivery service and restaurant Friend or foe?. Available at SSRN 3469971. Dahwilani, Dani. M 2019, Desember 17, Data dan Fakta Tren Menjamurnya Kedai Kopi Kekinian di Indonesia. Retrieved Januari Dennis, C., Morgan, A., Wright, L. T., & Jayawardhena, C. 2010. The influences of social e-shopping in enhancing young women's online shopping behaviour. Journal of Customer Behaviour, 92, 151-174. doi Dinda, Sanya 2020, September 15, Konsumsi Kopi di Indonesia Naik 44% . Retrieved Januari 2021. From Ernst, C. P. H., Pfeiffer, J., & Rothlauf, F. 2013. Hedonic and utilitarian motivations of social network site adoption. Johannes Gutenberg University Mainz Working Papers in Information Systems and Business Administration, 1-14. ULTIMA Management ISSN 2085-4587 180 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 Fagan, M. H., Neill, S., & Wooldridge, B. R. 2008. Exploring the intention to use computers An empirical investigation of the role of intrinsic motivation, extrinsic motivation, and perceived ease of use. Journal of Computer Information Systems, 483, 31-37. Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. 2010. Multivariate Data Analysis 7th Edition Pearson Prentice Hall. Hossain, R., Mahmud, S. H., Hossin, M. A., Bhuiyan, T., & Hua, Y. X. 2019. Effects of Cognitive Ability, Trust and Time-Saving Predicting Further Amelioration and Successive Usage of E-ticketing with TAM, TPB and Cognitive Frameworks. In Information and Communication Technology for Competitive Strategies pp. 41-51. Springer, Singapore. Doi Hubert, M., Blut, M., Brock, C., Backhaus, C., & Eberhardt, T. 2017. Acceptance of smartphone‐based mobile shopping Mobile benefits, customer characteristics, perceived risks, and the impact of application context. Psychology & Marketing, 342, 175-194. Hwang, J., Lee, J. S., & Kim, H. 2019. Perceived innovativeness of drone food delivery services and its impacts on attitude and behavioral intentions The moderating role of gender and age. International Journal of Hospitality Management, 81, 94-103. Kimes, 2011. The Current state of online food ordering in the Restaurant Industry. Cornell Hosp. Rep. 11 17, 6–18. Kim, J., & Forsythe, S. 2010. Factors affecting adoption of product virtualization technology for online consumer electronics shopping. International Journal of Retail & Distribution Management. Doi Kim, M. J., Chung, N., Lee, C. K., & Preis, M. W. 2015. Motivations and use context in mobile tourism shopping Applying contingency and task–technology fit theories. International Journal of Tourism Research, 171, 13-24. Doi Kim, K. J. 2016. Round or square? How screen shape affects utilitarian and hedonic motivations for smartwatch adoption. Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking, 1912, 733-739. Doi Lee, S. W., Sung, H. J., & Jeon, H. M. 2019. Determinants of continuous intention on food delivery apps extending UTAUT2 with information quality. Sustainability, 1111, 3141. Doi Lee, M. K., Cheung, C. M., & Chen, Z. 2005. Acceptance of Internet-based learning medium the role of extrinsic and intrinsic motivation. Information & management, 428, 1095-1104 Lee, H. H., Fiore, A. M., & Kim, J. 2006. The role of the technology acceptance model in explaining effects of image interactivity technology on consumer responses. International Journal of Retail & Distribution Management. Doi Lee, E. Y., Lee, S. B., & Jeon, Y. J. J. 2017. Factors influencing the behavioral intention to use food delivery apps. Social Behavior and Personality an international journal, 459, 1461-1473. Li, M., & Cai, L. A. 2012. The Effects of Personal Values on Travel Motivation and Behavioral Intention. Journal of Travel Research, 514, 473–487. ULTIMA Management ISSN 2085-4587 181 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 Liu, Y., & Li, H. 2011. Exploring the impact of use context on mobile hedonic services adoption An empirical study on mobile gaming in China. Computers in Human Behavior, 272, 890-898. Doi Li, Y. H., & Huang, J. W. 2009. Applying theory of perceived risk and technology acceptance model in the online shopping channel. World Academy of Science, Engineering and Technology, 531, 919-925. Madan, V., Suri, R., 2001. Quality perception and monetary sacrifice$ a comparative analysis of discount and fixed prices. J. Prod. Brand Manag. 10 3, 170–184. Mediaindonesia, 2019, Mei 4, Nyopee Bidik Potensi Bisnis Coffee to Go. Retrieved Februari Mohamed, N., Hussein, R., Zamzuri, N. H. A., & Haghshenas, H. 2014. Insights into individual's online shopping continuance intention. Industrial Management & Data Systems. Doi Nedra, B. A., Hadhri, W., & Mezrani, M. 2019. Determinants of customers' intentions to use hedonic networks The case of Instagram. Journal of Retailing and Consumer Services, 46, 21-32. Doi Nordiansyah, Eko 2021, Februari 27, Bisnis Layanan Pesan Antar Makanan Online Meningkat Selama Pandemi. Retrieved Maret 2021. From Novita, D., & Husna, N. 2020. THE INFLUENCE FACTORS OF CONSUMER BEHAVIORAL INTENTION TOWARDS ONLINE FOOD DELIVERY SERVICES. TECHNOBIZ International Journal of Business, 32, 40-42. Nurdiana, Avanty 2020, Mei 19, Pandemi Virus Corona membuat Fore Coffe tutup 20 kedai kopi secara permanen. Retrieved Januari 2021. From Prabowo, G. T., & Nugroho, A. 2019, March. Factors that Influence the Attitude and Behavioral Intention of Indonesian Users toward Online Food Delivery Service by the Go-Food Application. In 12th International Conference on Business and Management Research ICBMR 2018. Atlantis Press Park, C., & Jun, J. K. 2003. A cross‐cultural comparison of Internet buying behavior. International Marketing Review. Doi Park, E., & Kim, K. J. 2013. User acceptance of long‐term evolution LTE services. Program, 472, 188-205. doi Partridge, S. R., Gibson, A. A., Roy, R., Malloy, J. A., Raeside, R., Jia, S. S., Redfern, J. 2020. Junk Food on Demand A Cross-Sectional Analysis of the Nutritional Quality of Popular Online Food Delivery Outlets in Australia and New Zealand. Nutrients, 1210, 3107. doi Purnamaningsih, P., Erhan, T. P., & Rizkalla, N. 2019. BEHAVIORAL INTENTION TOWARDS APPLICATION-BASED SHORT-DISTANCE DELIVERY SERVICES ADOPTION IN INDONESIA. Review of Behavioral Aspect in Organizations and Society, 11, 77-86. ULTIMA Management ISSN 2085-4587 182 Vol. 13, No. 1 Juni 2021 Ramayah, T., Jantan, M., Mohd Noor, M. N., Razak, R. C., & Koay, P. L. 2003. Receptiveness of internet banking by Malaysian consumers The case of Penang. Asian Academy of Management Journal, 82, 1-29. Rodrigues, L. F., Oliveira, A., & Costa, C. J. 2016. Does ease-of-use contributes to the perception of enjoyment? A case of gamification in e-banking. Computers in Human Behavior, 61, 114-126. Doi SaadĂ©, R. G., & Kira, D. 2007. Mediating the impact of technology usage on perceived ease of use by anxiety. Computers & education, 494, 1189-1204. Doi Saarijrvi, H., Mitronen, L., Yrjl, M., 2014. From selling to supporting – leveraging mobile services in the context of food retailing. J. Retail. Consum. Serv. 21 1, 26–36. Suhartanto, D., Helmi Ali, M., Tan, K. H., Sjahroeddin, F., & Kusdibyo, L. 2019. Loyalty toward online food delivery service the role of e-service quality and food quality. Journal of foodservice business research, 221, 81-97. Sun, H., & Zhang, P. 2006. Causal relationships between perceived enjoyment and perceived ease of use An alternative approach. Journal of the Association for Information Systems, 71, 24. Teo, T., & Noyes, J. 2011. An assessment of the influence of perceived enjoyment and attitude on the intention to use technology among pre-service teachers A structural equation modeling approach. Computers & education, 572, 1645-1653. Doi Thomas, Vincent Fabian 2019, September 19, Nielsen 58% Masyarakat Pesan Makanan via Aplikasi Pesan-Antar, Retrieved Januari 2021. From Tong, X. 2010. A cross‐national investigation of an extended technology acceptance model in the online shopping context. International Journal of Retail & Distribution Management, 3810, 742-759. doi Wei, Z., Lee, M. Y., & Shen, H. 2018. What drives consumers in China to buy clothing online? Application of the technology acceptance model. Journal of Textiles and Fibrous Materials, 1, 2515221118756791. Doi Yeo, V. C., Goh, S., & Rezaei, S. 2017. Consumer experiences, attitude and behavioral intention toward online food delivery OFD services. Journal of Retailing and Consumer Services, 35, 150-162. doi Yusra, Yenny 2020, April 20, Berhasil Kumpulkan Dana 147 Miliar Rupiah, Fore Coffee Genjot Ekspansi. Retrieved Januari 2021. From Venkatesh, Viswanath, et al. "User acceptance of information technology Toward a unified view." MIS quarterly 2003 425-478. Venkatesh, Thong, & Xu. 2012. Consumer Acceptance and Use of Information Technology Extending the Unified Theory of Acceptance and Use of Technology. MIS Quarterly, 361, 157. doi Xu, X., & Finland, F. 2014. Understanding users’ continued use of online games An application of UTAUT2 in social network games. MMEDIA 2014. ... Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Rukajat, 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood, sehingga populasinya adalah infinite population karena jumlahnya tidak diketahui secara pasti. ...... Sedangkan, tidak ditemukan adanya pengaruh positif antara convenience motivation dan attitude sehingga tidak terjadi efek mediasi. Hal ini menunjukkan bahwa convenience motivation memengaruhi behavioral intention secara langsung tanpa melalui attitude sebagai mediasi Nguyen et al., 2019;Novita & Husna, 2020;Seno & Purnamaningsih, 2021. Berdasarkan analisis data, pengaruh langsung yang terjadi berhubungan dengan baru hadirnya ShopeeFood di Indonesia sehingga masih banyak program promosi yang ditawarkan. ...LusyanaRachel WiastutiPertumbuhan transaksi secara online melalui media telepon genggam dalam bidang makanan dan minuman meningkat cukup besar yang berdampak pada munculnya aplikasi pemesanan makanan atau food delivery apps. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan convenience motivation, attitude, dan behavioral intention pada pengguna aplikasi pemesanan makanan yang popular di Indonesia yaitu GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 84 penguna GoFood, 95 pengguna GrabFood, dan 16 pengguna ShopeeFood. Instrumen penelitian yang digunakan adalah e-kuesioner yang sifatnya tertutup close-ended questions dengan skala Likert ordinal. Teknik survei digunakan untuk mengumpulkan data primer dan studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder. Data dianalisis menggunakan teknik path analysis analisis jalur dan Uji hipotesis menggunakan uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada GoFood dan GrabFood, convenience motivation memiliki pengaruh positif terhadap behavioral intention melalui attitude sebagai mediasi. Namun hal ini berbeda pada ShopeeFood dimana attitude tidak berperan sebagai mediasi antara convenience motivation dan behavioral intention.... Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif Rukajat, 2018. Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood, sehingga populasinya adalah infinite population karena jumlahnya tidak diketahui secara pasti. ...... Sedangkan, tidak ditemukan adanya pengaruh positif antara convenience motivation dan attitude sehingga tidak terjadi efek mediasi. Hal ini menunjukkan bahwa convenience motivation memengaruhi behavioral intention secara langsung tanpa melalui attitude sebagai mediasi Nguyen et al., 2019;Novita & Husna, 2020;Seno & Purnamaningsih, 2021. Berdasarkan analisis data, pengaruh langsung yang terjadi berhubungan dengan baru hadirnya ShopeeFood di Indonesia sehingga masih banyak program promosi yang ditawarkan. ...A B S T R A K Pertumbuhan transaksi secara online melalui media telepon genggam dalam bidang makanan dan minuman meningkat cukup besar yang berdampak pada munculnya aplikasi pemesanan makanan atau food delivery apps. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan convenience motivation, attitude, dan behavioral intention pada pengguna aplikasi pemesanan makanan yang popular di Indonesia yaitu GoFood, GrabFood, dan ShopeeFood. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 84 penguna GoFood, 95 pengguna GrabFood, dan 16 pengguna ShopeeFood. Instrumen penelitian yang digunakan adalah e-kuesioner yang sifatnya tertutup close-ended questions dengan skala Likert ordinal. Teknik survei digunakan untuk mengumpulkan data primer dan studi pustaka dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder. Data dianalisis menggunakan teknik path analysis analisis jalur dan Uji hipotesis menggunakan uji T. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada GoFood dan GrabFood, convenience motivation memiliki pengaruh positif terhadap behavioral intention melalui attitude sebagai mediasi. Namun hal ini berbeda pada ShopeeFood dimana attitude tidak berperan sebagai mediasi antara convenience motivation dan behavioral intention. A B S T R A C T The growth of online transactions through the media of mobile phones in the field of food and beverages has increased quite a lot which has had an impact on the emergence of food ordering applications or food delivery apps. This study aims to analyze the relationship between convenience motivation, attitude, and behavioral intention among users of popular food ordering applications in Indonesia, namely GoFood, GrabFood, and ShopeeFood. This study uses a quantitative approach. The samples in this study were 84 GoFood users, 95 GrabFood users, and 16 ShopeeFood users. The research instrument used was an e-questionnaire which was closed close-ended questions with an ordinal Likert scale. Survey techniques were used to collect primary data and a literature study was used to collect secondary data. Data were analyzed using path analysis techniques path analysis and hypothesis testing using the T test. The results showed that at GoFood and GrabFood, convenience motivation has a positive influence on behavioral intention through attitude as mediation. However, this is different from ShopeeFood where attitude does not act as a mediation between convenience motivation and behavioral intention.... Pada kategori perilaku, pasar sasaran dari Kembang Turi ini adalah konsumen yang memiliki pola belanja baik online maupun offline dengan intensitas yang cukup tinggi. Kategori Perilaku merupakan suatu timbal balik dari suatu individu dalam interkasinya dengan lingkungan, baik yang tampak maupun abstrak, dan dari yang bisa dirasakan maupun tidak dirasakan Abyantoro Seno & Purnamaningsih, 2021. Dalam hal ini karakteristik perilaku konsumen Kembang Turi yang menjadi sasaran pasar guna meningkatkan penjualan, yaitu melalui kebiasaankebiasaan konsumen terhadap suatu produk. ...Meylin Rahmawati Sulistya Rini PratiwiTanti Tri LestaryMarhadi Budi WaluyoUMKM menjadi salah satu motor penggerak ekonomi di Indonesia. Namun demikian, UMKM masih berkutat pada lingkaran masalah dan kendalanya. Tidak hanya pada proses produksi melalui akses permodalan dan bahan baku, proses mengenalkan dan memasarkan produk menjadi permalahan tersendiri. UMKM Kembang Turi juga mengalami permasalahan serupa sejak mendirikan usahanya. Memasarkan produknya tidak hanya sampai produk terjual saja, bagaimana produk memiliki umur yang panjang di masyarakat menjadi tantangan bagi Kembang Turi. Kegiatan pelatihan dan pendampingan tentang bauran pemasaran menjadi solusi yang ditawarkan Tim Kegiatan. Melalui peningkatan pemahaman dan pengetahuan pada aspek pemasaran, dapat meningkatkan nilai jual produk. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa Mitra memiliki peningkatan pemahaman pada konsep bauran pemasaran. Mitra juga mampu mengolah dan mengembangkan strategi pasar produknya. Mitra berharap kegiatan dapat berlangsung secara kontinyu. Dian NovitaNurul HusnaThe aims of this study is to investigate what are the influence factors of consumer behavioral intention toward online food delivery services OFD. 200 valid questionnaires were collected to empirically test the research model using partial least square PLS path modelling approach. The result imply that proposed hypotheses were supported except for the relationship between prior saving orientation and convenience demand for convenience and the increasing role of digital technology in everyday life has fueled the use of online food delivery services OFD's, of which young people are the largest users globally. OFD's are disrupting traditional food environments, yet research evaluating the public health implications of such services is lacking. We evaluated the characteristics and nutritional quality of popular food outlets on a market-leading platform UberEATS in a cross-sectional observational study conducted in two international cities Sydney Australia and Auckland New Zealand. A systematic search using publicly available population-level data was used to identify geographical areas with above-average concentrations >30% of young people 15-34-years. A standardized data extraction protocol was used to identify the ten most popular food outlets within each area. The nutritional quality of food outlets was assessed using the Food Environment Score FES range −10 'unhealthiest' to 10 'healthiest'. Additionally, the most popular menu items from each food outlet were classified as discretionary or core foods/beverages according to the Australian Dietary Guidelines. The majority of popular food outlets were classified as 'unhealthy' FES range −10 to −5; 789/1074 and were predominately takeaway franchise stores 470/789, McDonald's . of all popular menu items were discretionary n = 4958/5769. This study highlights the pervasion and accessibility of discretionary foods on OFD's. This study demonstrated that the most popular food outlets on the market-leading online food delivery service are unhealthy and popular menu items are mostly discretionary foods; facilitating the purchase of foods of poor nutritional quality. Consideration of OFD's in public health nutrition strategies and policies in Won LeeHye Jin SungHyeon Mo JeonThis study empirically analyzes an extended Unified Theory of Acceptance and Use of Technology 2 UTAUT2 model that augments information quality to identify the determinants of continuous use intention for food delivery software applications. A sample survey of 340 respondents who had ordered or purchased food through delivery apps was used for the analysis. The results indicate that habit had the strongest influence on continuous use intention, followed by performance expectancy and social influence. Furthermore, information quality had an indirect effect on continuous use intention via performance expectancy. Consequently, this study confirms the importance of information quality, performance expectancy, habit, and social influence as factors in inducing users’ continuous use intention for food delivery apps. These findings expand previous research in online-to-offline business in the field of food services and suggest practical implications. Ultimately, the model proposed and validated in this study may be employed as a basis for future research on consumer behavior in the field of food e-commerce online shop is small in scale, this type of business gives a significant impact for the economy. In order to support online shop to develop, improvement in delivery and logistic system is needed. One of the improvements in these aspects is the emergence of application-based short-distance delivery services. Unfortunately, these applications have not been widely adapted by the online shops in Indonesia. Thus, this study tries to explore what factors can influence online shops’ decision to use these apps by implementing the unified theory of acceptance and use of technology UTAUT. This study employed structural equation model to test the model and 5 hypotheses proposed, processed by Lisrel The result shows that the ease of use aspect of the apps will only be relevant if it is deemed to be beneficial for the user. Moreover, the cognitive aspect also plays the role, as users tend to compare the acquired benefit with the cost incurred in using the app. As a conclusion, effort expectancy, performance expectancy and price value have a significant influence towards use behavior. On the other hand, social influence is not significantly influencing use behavior. Implications and limitations will also be discussed on this WeiMin-Young LeeHong ShenAn enormous number of Internet users have made China a profitable e-commerce marketplace, and clothing is one of the most frequently purchased items. This study explores the predictors of consumers’ motivation to buy clothing online in China by extending the technology acceptance model. Data were collected via an online questionnaire, resulting in 504 returned responses. The results indicate that perceived usefulness has a significant effect on consumers’ intention to buy clothing online; however, no direct relationship between perceived ease of use and buying intention was found. Furthermore, perceived convenience, perceived money saving, and perceived time-saving can explain why consumers perceive buying clothing online as useful, and these perceptions have positive effects on buying intention. Additionally, the findings imply that fashion innovativeness and friend circles significantly influence consumers’ intention to purchase clothing online. This article discusses the results and provides recommendations for implication and future HwangJin-Soo Lee Hyunjoon KimDrone food delivery services refer to services that use drones to deliver food to customers as the role of services becomes more important in the food service industry, because drone food delivery services are not affected by traffic, so they can deliver food quickly. However, there is still a lack of research about drone food delivery services. Thus, this study examined the importance and necessity of drone food delivery services using the concept of perceived innovativeness. In Korea, a total of 324 samples collected in order to test the proposed model including fifteen hypotheses. The data analysis results showed that perceived innovativeness has a positive influence on attitude toward using drone food delivery services and behavioral intentions including intentions to use and word-of-mouth intentions. In addition, the attitude played an important role in the formation of behavioral intentions. Lastly, this study found the important moderating role of gender and study assesses the direct influence of food quality and e-service quality on customer loyalty toward online food delivery OFD service and its indirect influence through the mediation of customer satisfaction and perceived value. This study uses a survey of 405 OFD service customers from Bandung, Indonesia. By applying variance-based partial least squares to evaluate the proposed model, this study confirms the direct effect of food quality on online loyalty, but not e-service quality. Further, this study discloses the partial mediation role of customer satisfaction and perceived value on the relationship between both food quality and e-service quality on online loyalty toward OFD research was perused the technology usage on limited factors; our aim is to investigate factor to adumbrate e-ticketing systems accuracy with further improvement and successive usage in the context of Bangladesh. To do so, we designed a research model with the integration of Technology Acceptance Model TAM, Theory Planned Behaviour TPB, trust theory, time-saving theory and cognitive framework. Survey data were amassed from the different profession of consumers who are using e-ticketing system; 145 valid data were tested the research model to find structural relationship and hypothesis result by using Partial Least Squares PLS. Cognitive ability has a significant impact on time-saving and trust to purchase the ticket on Internet, while a wispy impact has cited between cognitive ability and perceived usefulness. In addition, trust has positively influenced on attitude towards of buying an online ticket, and time-saving has a positive relationship with TAM. Moreover, the study assists e-ticketing authorities and individual consumer to understand which factor gradually affects the progressive usage of e-ticketing. Md. Rifat HossainHasan MahmudMd Altab HossinYin Xiao HuaPrior research was perused the technology usage on limited factors, our aim is to investigate factor to adumbrate e-ticketing systems accuracy with further improvement and successive usage in the context of Bangladesh. To do so, we designed a research model with the integration of Technology Acceptance Model TAM, Theory Planned Behavior TPB, Trust theory, Time saving theory, and cognitive framework. Survey data were amassed from the different profession of consumers who are using e-ticketing system, 145 valid data were tested the research model to find structural relationship and hypothesis result by using Partial Least Squares PLS. Cognitive ability has a significant impact on time-saving and trust to purchase the ticket on internet, while a wispy impact has cited between cognitive ability and perceived usefulness. In addition, trust has positively influenced on attitude towards of buying an online ticket and time-saving has a positive relationship with TAM. Moreover, the study assists e-ticketing authorities and individual consumer to understand which factor gradually affect the progressive usage of e-ticketing.
Tugasdari Food and Beverage Produk yang pertama yaitu mengolah bahan makanan mentah menjadi bahan makanan yang matang dan siap untuk disantap. Selain itu, harus mempunyai kreasi banyak menu supaya bisa menciptakan berbagai jenis makanan dari satu olahan saja dengan rasa yang nikmat di lidah. 2. Menciptakan Ciri Khas Makanan Pengertian Food & Beverage Service Dalam dunia sekarang ini, industri jasa makanan & minuman telah berkembang banyak, sesuai perhitungan itu melayani lebih dari 100 juta kali makan per hari. Hal ini telah menyebar di semua lapisan kehidupan mulai dari Hotel, restoran, kantin industri, kantin rumah sakit, kereta api, saluran udara, semua kini menjadi bagian dari industri jasa makanan & minuman. Fungsi dasar dari industri ini adalah untuk melayani makanan & minuman untuk orang, untuk memenuhi berbagai jenis kebutuhan mereka. Tujuan utama adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan. Kebutuhan pelanggan yang mungkin akan berusaha untuk memuaskan adalah Fisiologis kebutuhan makanan khusus Ekonomi kebutuhan untuk nilai terbaik untuk harga yg dibayarkan Sosial suasana yang bersahabat, terus terang mengungkapkan perasaan Psikologis kebutuhan untuk meningkatkan harga diri Kenyamanan keinginan orang lain untuk melakukan pekerjaan. Kebutuhan ini memainkan berbagai peran besar untuk menentukan faktor, bertanggung jawab untuk menentukan berbagai jenis metode layanan di makanan & minuman industri jasa. Food and beverage service adalah “food flow” dari pembelian makananpurchasing untuk layanan kepada pelanggan terutama berkaitan dengan pengiriman dan penyajian makanan untuk pelanggan, setelah selesainya produksi pangan. Kadang-kadang, melibatkan transportasi jika ada pemisahan fasilitas produksi dan pelayanan. What a mean service? S = Smile to everyone berikan senyuman kepada semua orang E = Excellent in everything we do kerjakan semuanya semaksimal mungkin dan memuaskan R = Reaching out to every guest with hospitality jangkau dan dekati tamu dengan penuh ramah-tamah V = Viewing every guest as special memandang dengan rasa yang sangat penuh perhatian I = Invitting guest to return melakukan segala sesuatu terhadap tamu yang akan membuat tamu tersebut datang kembali C = Creating a warm atmosphere selalu menciptakan suasana yang akrab/hangat terhadap tamu E = Eye contact that shows we care mata sesekali harus kontak dengan pandangan tamu, sehingga tamu dapat memanggil kita bila memerlukan sesuatu Menurut Soekresno dan Pendit 19984 menyebutkan bahwa food and beverage department adalah bagian dari hotel yang mengurus dan bertanggung jawab terhadap kebutuhan pelayanan makanan dan minuman serta kebutuhan lain yang terkait, dari para tamu yang tinggal maupun yang tidak tinggal di hotel tersebut dan dikelola secara komersial serta profesional. Food and beverage department merupakan departemen yang sangat mutlak diperlukan di hotel dalam penyediaan dan pelayanan makanan dan minuman dalam menjalankan tugasnya food and beverage department terbagi menjadi dua bagian yang saling bergantung satu sama lain dan harus saling bekerjasama. 2 dua bagian tersebut adalah 1. Food and beverage bagian depan front service Yaitu bagian yang langsung berhubungan dengan tamu, terdiri dari bar, restoran, banquet dan room service. 2. Food and beverage bagian belakang back service Yaitu bagian yang tidak langsung berhubungan dengan tamu karena harus melalui perantara pramusaji, terdiri dari kitchen, stewarding. Tujuan departemen food and beverage menurut Soekarno dan Pendit 19985 adalah 1. Menjual makanan dan minuman sebanyak-banyaknya dengan harga yang sesuai. 2. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada tamu sehingga tamu merasa puas. Hal ini menyangkut mutu pelayanan mutu makanan dan minuman, sikap karyawan, dekorasi ruangan serta suasana sekitar, peralatan yang dipakai dan sanitasinya. 3. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan untuk kesinambungan usaha. 1. Food & Beverage Manager Uraian tugas dan tanggungjawabnya Menetapkan menu, sistem penyajian, strategi penjualan, mengarahkan pelaksanaan serta menilai keberhasilan Melakukan analisa tentang pesaing Menyusun anggaran FB Production kitchen, F&B service dan Stewarding Merumuskan kebijaksanaan pengendalian biaya operasional Menangani permasalahan yang memerlukan penanganan langsung Menciptakan hubungan yang harmonis dengan kolega dan pelanggan Menyelenggarakan briefing di dalam departemen Mengusulkan kepada atasan, tentang penyesuaian prosedur dan kebijakan di lingkungan food & beverage department jika diperlukan 2. Assistant Food & Beverage Manager Uraian tugas dan tanggungjawabnya Melakukan koordinasi pelaksanaan kegiatan antar kitchen, F& B service dan stewarding Menyusun rencana kerja dan menilai pelaksanaanya Mengawasi jadual operasional bawahannya Memonitor hasil inventaris fisik di bagian kitchen, F&B service dan stewarding Memonitor pelaksanaan store room requisition Melakukan penilaian penampilan kerja bawahan Melaksanakan kelancaran operasional berbagai kegiatan yang ada kaitan kerja dengan food & beverage department Mengkoordinasikan penyiapan dan mengawasi kelancaran acara event/function Menangani permasalahan yang memerlukan penanganan langsung dan melaporkan kepada atasan Menjalin hubungan dengan rekan dan tamu Menciptakan hubungan yang harmonis dengan kolega dan pelanggan Memberi arahan dan petunjuk kepada bawahan . 3. Restaurant & Bar Manager Uraian tugas dan tanggungjawabnya Mengkoordinasi kegiatan operasi di outlet food & beverage service Mengkoordinasi persiapan dan mengawasi kelancaran penyelenggaraan function/event Membantu kelancaran pelaksanaan inventaris fisik Menjalin dan membina hubungan dengan tamu Membantu untuk membuat laporan monthly report F&B sales Melakukan penilaian penampilan kerja bawahan Mengani permasalahan yang memerlukan penanganan langsung dan melaporkan kepada atasan Menangani dan memonitor suatu perubahan dan penyimpangan dalam kegiatan operasional Memonitor dan mengawasi personal hygiene, grooming and sanitasi Menangani dan mengawasi langsung pelayanan tamu VIP Menciptakan dan membina suasana kerja yang sehat Menyelenggarakan briefing harian. 4. Head Waiter Uraian tugas dan tangungjawabnya Mengawasi penyimpangan penggunaan par stock Memeriksa kelengkapan dan ketepatan dari “mise en place” Meneliti ketepatan daily sales report Mengarahkan dan mengawasi kelancaran pelayanan di restoran Menangani keluhan tamu Mengatur pembagian “station” Memeriksa personel hygiene, grooming dan sanitasi Mendampingi sous chef dalam penataan buffet Menangani langsung pelayanan tamu VIP Very important Person Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan clear up Membantu kelancaran pelaksanan inventaris pisik Memeriksa kelengkapan, ketepatan pengadaan”store room requisition” Menjalin hubungan baik dengan tamu Membuat jadual kerja bawahan Mengawasi disiplin bawahan Menangani permasalahan tamu Melakukan penilaian kerja bawahan Menciptakan dan membina suasana kerja yang sehat . 5. Assistant Head Waiter Captain Uraian tugas dan tanggungjawabnya Membantu head waiter melaksanakan tugasnya Melengkapi kelengkapan, ketepatan dari mise en place Membuat daily sales report Melengkapi penyimpanan dan penggunaan par stock Mengawasi dan membantu kelancaran ketepatan pelaksanaan pelayanan penjualan dan penyajian makanan dan minuman Membuat repair dan maintanance order Menangani langsung pelayanan tamu VIP Mengatasi keluhan tamu Mengawasi dan mengarahkan kelancaran pelayanan bawahan Membantu kelancaran pelaksanaan inventaris fisik Menjalin hubungan baik dengan tamu Menciptakan dan membina suasana kerja yang sehat 6. Waiter/ Waitress Uraian tugas dan tanggungjawabnya Mempersiapkan kelengkapan tehnis pelayanan Melaksanakan persiapan set up-mise en place Melakukan pelayanan langsung kepada tamu Mengambil pesanan/order tamu dari captain untuk diteruskan kepada kitchen Melaksanakan penyajian hidangan kepada tamu Melaksanakan clear up dari meja tamu Mempersiapkan dan mengambil kebutuhan linen napkin, wares, supplies Mengumpulkan dan mengantarkan soiled linen dan dirty dishes ke laundry/stewarding Melakukan penyiapan table set up dan clear up Melaksanakan dan mengikuti perintah captain dalam menjalankan tugas-tugasnya Melakukan pembersihan area kerja Menjalin hubungan dengan tamu Menghadiri briefing harian 7. Chief Bartender Uraian tugas dan tanggungjawabnya Mengawasi penyimpanan, penggunaan bar stock Melengkapi kelengkapan, ketepatan dari mise en place Membuat daily sales report Mengawasi kelancaran, ketepatan pelaksanaan mixing drinks, penyajian, penjualan dan pelayanan 385 Menyusun standard portion, standard receipt, standard beverage cost bersama dengan F&B cost control Mengarahkan, mengawasi kelancaran pelayanan Mengatasi keluhan tamu Mengatur pembagian “station” serta mengawasi pelaksanannya Memeriksa personel hygiene, grooming dan sanitasi Menangani langsung pelayanan tamu VIP Membantu kelancaran pelaksanaan inventaris fisik Memeriksa kelengkapan, ketepatan pengadaan”store room requisition” Membuat repair dan maintanace order Mengawasi disiplin bawahan Menangani permasalahan tamu Melakukan penilaian kerja bawahan Menciptakan dan membina suasana kerja yang sehat 8. Room Service Order Taker Uraian tugas dan tanggungjawabnya Menangani penerimaan, pencatatan room service order dan menyampaikan kepada room service captain Menyarankan dan membantu tamu dalam pemilihan menu Memelihara suasana kerja yang sehat Menghadiri briefing head waiter Kesehatan Kerja Manajemen Hotel harus menjaga kesehatan semua karyawan dan tamunya, dengan tercapainya system operasional Hotel yang menjunjung tinggi kesehatan kerja maka biaya yang tidak perlu bias ditekan dan tidak dikeluarkan. Para tamu Hotel akan sangat senang untuk tinggal di Hotel yang mempunyai tingkat kesehatan lingkungan yang tinggi, Hotel tersebut akan menjadi pilihan utama untuk kunjungan selanjutnya. Pemeriksaan Kesehatan. Untuk itu semua karyawan Hotel bagian makanan dan minuman harus secara teratur mengikuti pengecekan kesehatan setiap 6 bulan sekali. Biasanya untuk pemeriksaan kesehatan yang lazim dilakukan bagi karyawan bagian makanan dan minuman adalah Rectal Swab Test. Kebersihan dan Keselamatan Kerja Kebersihan dan keselamatan kerja harus selalu diperhatikan oleh setiap karyawan dibagian food & beverage, kebersihan dan keselamatan kerja yang dilakukan di bagian pelayanan makanan dan minuman yaitu Memperlakukan barang pecah belah. Memeriksa kekurangan barang pecah belah, piring gelas dan alat makan dan minum dari perak sebelum dan sesudah digunakan, buang segera gelas atau piring cangkir keramik yang pecah. Pisahkan barang-barang dari perak dan kaca setelah digunakan, jika sebuah gelas pecah, pindahkan gelas dengan hati-hati dan pastikan tidak ada pecahannya yang tercecer Melaksanakan pelayanan. Pada saat memberikan pelayanan setiap prosedur harus dilaksanakan dengan benar, hal yang dilakukan seperti pindahkan cangkir-cangkir dari meja ketika mengisi cangkir dengan air panas, jangan mengisi nampan berlebihan dan tidak diperbolehkan membawa nampan melewati atas kepala tamu yang sedang duduk dimeja dan selalu memberitahu mereka tentang kehadiran anda, pada saat membuka anggur jauhkan dari tamu agar tidak terkena gabus penutup botol. Gelas dan piring Pisahkan gelas dan piring yang pecah ketika memilih, gunakan trolley untuk memindahkannya. Ketika menggunakan rak, periksa bahwa bagian tepi yang dapat diatur. Pastikan dalam keadaan aman sebelum menempatkan makanan dalam nampanMenjaga penampilan pribadi. Gunakan pakaian seragam secara lengkap, baik dan benar, seperti menggunakan sepatu bertumit rendah, perhiasan yang disesuaikan dengan kebijakan hotel, baju yang sesuai dengan ukuran, serta rambut pendek atau panjang tetapi menggunakan hairnet, kesemua hal tersebut perlu dilakukan agar anda dapat bekerja dengan nyaman, Mengurangi resiko. Melaporkan kepada atasan apabila menemukan karpet yang longgar, penempatan tanda keselamatan yang tidak sesuai, pemisahan sambungan kabel listrik dan semua yang akan menyebabkan resiko tersandung dan jatuh. Post navigation MenurutSoekresno dan Pendit (1998:4) menyebutkan bahwa food and beverage department merupakan bagian dari hotel yang mengurus dan bertanggung jawab terhadap kebutuhan pelayanan makanan dan minuman serta kebutuhan lain yang terkait, dari para tamu yang tinggal maupun yang tidak tinggal di hotel tersebut dan dikelola secara komersial serta profesional.

Pengertian Food And Beverage Service – F&B merupakan salah satu department di hotel yang berfokus pada pelayanan makanan dan minuman untuk mencapai kepuasan pelanggan. Selain di hotel, department ini mungkin juga bisa Anda jumpai di restoran, penerbangan, rumah sakit, kapal pesiar maupun perkereta yang bekerja di bidang Food and Beverage Service ini diharuskan untuk tampil rapi, ramah dan sopan serta mampu berkomunikasi dengan baik juga cekatan. Mengingat pekerjaan ini bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan selalu bertemu dengan banyak orang setiap yang menarik bekerja di bidang F&B adalah suasana bekerja yang berbeda restoran, cafĂ©, coffe shop dan bisa selalu tampil modis karena harus bertemu dengan banyak orang sehingga cocok sekali untuk mereka yang hobi masak atau menyukai hal-hal yang Food and BeveragePengertian Food and Beverage menurut ahliPelayanan Food and Beverage Service1. Restoran2. Bar3. Banquet4. Steward5. Room ServiceTugas dan Tanggung Jawab F&B ServiceTujuan Food and Beverage ServiceFungsi Food and Beverage ServicePembagian Food and Beverage Service1. F&B Front Service Bagian Depan2. F&B Back Service Bagian BelakangPosisi di Department Food and Beverage Service1. Waiter/Waitress2. Order Taker3. Barista4. Bartender5. Admin F&B Service6. Cashier7. Leader/Captain8. Supervisor Restaurant9. Outlet Manager10. Food and Beverage Manager11. Food and Beverage DirectorPengertian Food and and Beverage Service adalah Department yang memberikan jasa pelayanan makan dan minum yang dikelola secara professional dan komersial untuk memberikan kepuasan pelanggan serta mendatangkan Food and Beverage menurut ahliSoekresno dan Pendit 19984, Food & Beverage adalah sebuah bidang usaha yang merupakan bagian usaha seperti hotel yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan, karena dalam pelayanan nya menyediakan makanan dan minuman serta dalam kebutuhan lain yang terkait dari sebuah hotel atau dikelola secara Arief, Abd 2005113, Food & Beverage merupakan bagian yang bertugas atau mengolah, memproduksi dan menyajikan makanan dan minuman untuk keperluan hotel, baik dalam kamar , restaurant , makanan karyawan dan Food and Beverage ServiceAdapun Food and Beverage Service membawahi beberapa bidang pelayanan, diantaranya adalah RestoranMerupakan bagian dari Food and Beverage Department yang dikelola secara komersial untuk memberikan pelayanan makan dan minum kepada semua tamu yang BarMerupakan bagian yang melayani dan menyediakan berbagai macam minuman baik yang tidak atau mengandung alkhluntuk diminum di tempat. Adapun bar ini bisa berupa tempat/spot kecil atau bisa juga berbentuk konter BanquetMerupakan bagian yang bertugas untuk menangani segala bentuk kegiatan jamuan atau pesta yang diselenggarakan oleh pihak yang membuat pemesanan ke hotel. Jadi semua akan dipersiapkan secara matang, baik jumlah tamu, menu maupun waktu StewardMerupakan sub-seksi dari Food and Beverage Product yang bertugas untuk mengurus semua peralatan restoran dan dapur pada sebuah hotel5. Room ServiceMerupakan bagian yang menyediakan pelayanan makan dan minum di dalam kamar tamu. Jadi ketika direstoran tamu bisa memesan makanan langsung ke waiter/waitress, namun ketika di kamar tamu bisa memesan makanan melalui dan Tanggung Jawab F&B ServiceDalam bidang Food and Beverage F&B Service memiliki tanggung jawab penuh untuk mengurus segala bentuk pelayanan yang berkaitan dengan makan dan minum serta menyediakan ruangan atau tempat untuk menggelar acara resmi atau event meeting demi kepuasan para tanggung jawab, ada pula tugas-tugas yang harus dilakukan oleh bagian Food and Beverage Service diantaranya adalah Memeriksa dan membersihkan seluruh area makan sesuai dengan prosedur hotel sebelum para tamu dan membersihkan semua fasilitas dan peralatan F&B departmentMemastikan kenyamanan dan keselamatan para staf dan pelangganMengolah bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap saji dengan cita rasa tinggiTerus berinovasi untuk menghadirkan berbagai variasi menuTujuan Food and Beverage ServiceAdapun tujuan dari Food and Beverage Department menurut Soekarno dan Pendit yaitu Menjual berbagai macam makanan dan minuman dengan harga yang sesuai sehingga bisa mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknyaMenambah kepuasan tamu dari segi pelayanan hotel karena turut menyediakan makanan dan minuman yang dibutuhkan tamuMendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya sebagai sumber tambahan penghasilan HotelMenambah reputasi hotel dalam hal pelayananFungsi Food and Beverage and Beverage Service memiliki fungsi atau peran penting dalam sebuah hotel, terutama dalam meningkatkan pendapatan hotel itu sendiri selain dari sektor itu bagian Food and Beverage Service juga dikelola secara professional dan komersial karena memiliki fungsi seperti berikut ini Melayani kebutuhan makan dan minum para tamu baik di restoran, bar, kamar hotel maupun catering hotelUntuk meningkatkan dan mendatangkan keuntungan bagi pihak manajemen hotelUntuk memberikan impresi pelayanan dan menjaga hubungan baik antara pihak hotel dengan para tamuUntuk memelihara semua peralatan di sektor F&B biasanya dilakukan oleh seksi StewardPembagian Food and Beverage ServiceFood and Beverage F&B umumnya dibagi menjadi 2 bagian berdasarkan ruang lingkup dan tugasnya masing-masing. Apa saja, simak ulasan pembagiannya berikut 1. F&B Front Service Bagian DepanFront Service ini merupakan bagian pelayanan depan yang meluputi bar, restoran dan juga room service. Jadi petugas di bagian ini yang akan berhubungan atau tatap muka langsung dengan tamu yang F&B Back Service Bagian BelakangBack service ini merupakan bagian belakang yang area kerjanya meluputi dapur, service bar dan juga kantin. Bisa dibilang karwayan di bagian ini tidak langsung berhubungan dengan para di Department Food and Beverage ServiceFood and Beverage Service merupakah department yang di dalamnya terdapat berbagai macam jabatan atau posisi kerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. Diantaranya adalah Waiter/WaitressMerupakan seorang yang bertugas untuk melayani tamu yang datang dan membantu dalam pemesanan menu serta mengantarkan menu yang dipesan langsung ke atas meja. Selain itu seorang waiter/waitress juga bertugas untuk ikut menjaga kebersihan tempat makan dan meja Order TakerMerupakan seorang yang bertugas untuk melayani tamu dalam pemesanan makanan dan minuman langsung dari kamar hotel melalui telepon, kemudian mengantarkan orderan/pesanan makanan tersebut ke BaristaAdalah seorang yang bertugas untuk membuatkan dan menyajikan berbagai macam minuman kopi yang dipesan oleh BartenderAdalah seorang yang bertugas untuk meracik dan menyajikan berbagai minuman beralkhl bir, anggur, koktail dan likeur kepada tamu di konter bar5. Admin F&B ServiceAdalah seorang admin yang bertugas untuk membuat dan menginput dokumen serta melakukan stok bahan-bahan baku dan peralatan yang diperlukan di F&B Service CashierAdalah seorang yang bertugas untuk mencatat tamu yang datang ke restoran serta melayani pembayaran dan membuat laporan untuk diserahkan ke bagian department Leader/CaptainAdalah seorang pemimpin atau leader yang bertugas untuk mengkoordinasi para waiter/waitress dalam melakukan semua Supervisor RestaurantAdalah seorang supervisor yang bertugas untuk melakukan kontrol penuh atas kinerja admin dan juga waiter/waitress. Disamping itu seorang supervisor restaurant juga harus membuatkan jadwal kerja yang terstruktur juga memberikan pelatihan terhadap karyawan termasuk cara mengatasi tamu yang Outlet ManagerAdalah seorang pimpinan atau kepala restoran, cafĂ©, bar, lounge, banquet yang memiliki tugas untuk membuat kebijakan atas operasional outlet yang Food and Beverage ManagerAdalah seorang yang membawahi semua outlet manager dan memiliki tanggung jawab atas pengelolaan sumber daya manusia serta memastikan keuntungan dalam keseluruhan bisnis di Food and Beverage DirectorAdalah seorang yang membawahi 2 department sekaligus yakni F&B Service dan Kitchen serta bertanggung jawab penuh atas manajement pembahasan kali ini mengenai pengertian, fungsi, tujuan, tugas dan tanggung jawab dari Food and Beverage Service. Jadi department ini memiliki peran yang sangat penting, selain bisa meningkatkan engagement dan pemasukan tambahan bagi hotel juga bisa menambah reputasi pelayanan sebagai tolak ukur yang traveller yang senang mengabadikan cerita melalui kopi dan kamu.

. 112 14 99 182 496 321 437 338

food and beverage menurut para ahli